LAPORAN PRAKTIKUM
TAKSONOMI TUMBUHAN
RENDAH
KKL (Kuliah Kerja
Lapangan) Makroalga
Di Pantai Kondang Merak
Dosen Pengampu
1.
Drs. Sulisetjono,
M.Si
2.
Ainun Ni’mati Laily
Oleh :
Nama: Afif Chonita Purwanti
NIM : 11620005
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut
antara pulau yang satu dengan pulau yang lainnya. Laut Indonesia terkenal akan
keindahan dan kekayaan isinya. Laut Indonesia terlihat indah dengan biotanya
yang beraneka ragam, keanekaragaman itu dapat diamati baik berupa flora maupun
fauna. Bila di batasi pada tumbuhan saja, keanekaragaman dapat dilihat pada
setiap sifat, bentuk, struktur dan fungsinya. Salah satu keanekaragam flora
yang terdapat di Indonesia yaitu alga.
Dalam mengetahui klasifikasi, taksonomi, kekerabatan dan asal-usul tumbuhan
diperlukan sistematika tumbuhan Cryptogamae. Tumbuhan Cryptogamae adalah
tumbuhan tingkat rendah yang alat perkembangbiakannya tersembunyi dan
reproduksinya dengan spora, contohnya pada divisi algae.
Tumbuhan alga merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik air
tawar maupun air laut. Tumbuhan talus ialah tumbuh-tumbuhan yang belum dapat
dibedakan dalam tiga bagian utamanya yaitu akar, batang dan daun. Tubuh yang
berupa talus ini mempunyai struktur dan bentuk dengan variasi yang
berbeda-beda. Tumbuhan yang memiliki ciri utama berbentuk talus ini di masukkan
ke dalam Divisi Thallophyta.
Oleh karena itu, untuk mengetahui keanekaragaman dan sistematika
tumbuhan Cryptogamae dalam divisi algae di lakukannya kegiatan kuliah kerja
lapangan (KKL). Kegiatan KKL ini di laksanakan di Pantai Kondang Merak, Malang.
1.2
Tujuan
Tujuan dari di lakukannya Kegiatan KKL ini adalah sebagai berikut:
1.Mengetahui jenis-jenis alga yang terdapat di Pantai Kondang Merak.
2.Mengetahui klasifikasi dari jenis-jenis alga yang terdapat di Pantai Kondang Merak.
3.Mengetahui ciri-ciri dari jenis alga yang terdapat di Pantai Kondang Merak
1.Mengetahui jenis-jenis alga yang terdapat di Pantai Kondang Merak.
2.Mengetahui klasifikasi dari jenis-jenis alga yang terdapat di Pantai Kondang Merak.
3.Mengetahui ciri-ciri dari jenis alga yang terdapat di Pantai Kondang Merak
1.3
Manfaat
Hasil dari Kegiatan KKL ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan mempelajari jenis-jenis alga yang terdapat di Pantai Kondang Merak
1. Untuk mengetahui dan mempelajari jenis-jenis alga yang terdapat di Pantai Kondang Merak
2. Untuk mengetahui dan mempelajari klasifikasi dari jenis-jenis
alga yang terdapat di Pantai Kondang Merak
3. Untuk mengetahui dan mempelajari ciri-ciri dari jenis alga yang
terdapat di pantai Kondang Merak
BAB II
METODOLOGI
2.1
Waktu dan Tempat
a.
Kegiatan Kuliah
kerja lapangan (KKL) mengenai Divisi Alga dilaksanakan pada hari kamis-jumat
tanggal 15-16 November 2012, yang bertempat di Pantai Kondang Merak
b.
Pengawetan dan pengidentifikasian
jenis alga yang telah temukan di Pantai
Kondang Merak di laksanakan pada hari sabtu-senin tanggal 17-19 November 2012,
yang bertempat di Laboratorim Ekologi, Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Maliki Malang
2.2
Alat dan Bahan
a.
Alat-alat yang di
gunakan pada Kegiatan ini adalah :
1.
Buku literature 3
buah
2.
Penggaris 1
buah
3.
Bolpoint 1
buah
4.
Note book (buku
catatan) 1
buah
5.
Ice box 6
buah
6.
Toples kaca 30
buah
7.
Pinset 2
buah
8.
Plastic perekat 1
buah
9.
Kertas label 1
buah
10.
Bunsen dan spirtus 1
buah
11.
Nampan plastic 30
buah
12.
Aquarium gelas 2
buah
b.
Bahan-bahan yang di
gunakan dalam Kegiatan ini adalah:
1.
Tembaga Sulfat 0,2
gram
2.
Asam asetat glasial 5ml
3.
Formalin 10ml
4.
Etil alcohol
80% dan 70%
5.
Aquades 135ml
2.3
Cara Kerja
a.
Langkah-langkah
kerja pada saat Kegiatan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) sebagai berikut:
1. Di cari Species dari
divisi Algae dengan terjun langsung ke pantai ketika keadaan surut pada
masing-masing kelompok
2.
Di ambil spesies
yang telah di temukan
3.
Di masukkan alga
yang di peroleh ke dalam wadah plastic
4.
Di kumpulkan semua
alga yang diperoleh pada setiap kelompok
5.
Di masukkan semua
alga yang di peroleh ke dalam ice box supaya alga tetap terjaga kesegarannya
b.
Langkah- langkah Pengawetan
dan Pengidentifikasian alga sebagai berikut:
1.
Direndam alga di
dalam larutan fiksatif yang telah di
tambahkan larutan tembaga sulfat. Perendaman di lakukan selama 48 jam di dalam
aquarium berkaca..
Larutan fiksasi
untuk memfiksasi berupa:
Ø
Asam asetat glasia l5
ml
Ø
Formalin 10 ml
Ø
Etil alcohol/alcohol
80% 50 ml
Larutan tembaga sulfat untuk mempertahankan warna
berupa:
Ø
Tembaga sulfat 0,2
gram
Ø
Aquades 35%
2.
Di keluarkan semua
alga yang telah di rendam ke dalam nampang plastic
3.
Di amati ciri-ciri
morfologi dari masing-masing species alga tersebut
4.
Di identifikasi nama
dari setiap species tersebut
5.
Di siapkan beberapa
toples untuk proses herbarium alga
6.
Di isi toples dengan
alcohol 70% sebagai pengawet
7.
Di masukkan alga ke
dalam toples tersebut
8.
Di tutup toples
tersebut kemudian di bungkus dengan plastic perekat
9.
Di beri label pada
setiap toples yang sudah teridentifikasi nama speciesnya
10.
Di letakkan toples
pada tempat yang aman
BAB III
Hasil dan Pembahasan
3.1 Codium edule
3.1.1 Gambar Hasil
Pengamatan
Gambar Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
|||||||||||
|
(Meli’s, 2009)
|
Keterangan:
1.
Holdfast
2.
Blade
3.
Panjang 23 cm
4.
Lebar 1 cm
5.
Blade dan stipe belum bisa di bedakan
6.
Tekstur talus lunak
7.
Warna hijau
3.1.2
Klasifikasi Codium
edule menurut Smith (1995) adalah:
Kingdom Plantae
Divisio Chlorophyta
Classis Chlorophyceae
Ordo Bryosidales
Familia Cediaceae
Genus Codium
Species
Codium edule
3.1.3
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, di ketahui bahwa
spesies ini bernama Codium edule. Setelah di identifikasi, Codium
edule termasuk dalam divisi chlorophyta di karenakan mempunyai pigmen
berwarna hijau. Codium edule mempunyai bagian-bagian di antaranya yaitu
holdfast dan blade saja, sedangkan stipe pada Codium edule ini belum
bisa di bedakan karena antara stipe dengan bladenya hampir sama.
Pada saat pengamatan di pantai warna dari Codium edule berwarna
hijau tua namun setelah di awetkan dengan menggunakan beberapa larutan seperti
formalin, tembaga sulfat dan lainnya menyebabkan Codium edule berubah
warna menjadi hijau muda. Setelah di amati secara seksama bentuk codium eduli
menyerupai jari tangan manusia bercabang apabila seluruh talusnya di panjang
lebarkan. Codium edule ini setelah di ukur mempunyai panjang 23 cm dan
lebar 1 cm. Codium edule pada saat proses pencarian, banyak di temukan
di air laut bagian dangkal.
Bentuk Codium edule adalah bercabang, licin, lunak, dan
menjari seperti tangan manusia. Panjangnya kira-kira 20cm dan lebarnya 1,5 cm.
Memiliki holdfast, blade dan stipe yang belum dapat di bedakan , Codium
edule termasuk dalam anggota dari chlorophyta (Hidayat, 1995:35).
Codium edule memiliki bentuk
talli silindris, halus, licin dan lunak seperti spons, warna hijau abu-abu atau
kebiru-biruan Percabangan dikotom dengan
percabangan utama memusat ke bagian pangkal talus, membentuk rumpun radial yang
rumpun radialnya rimbun sehingga berkesan menumpuk . Talus terjalin hijau
coklat kehijauan, membentuk suatu massa spons. Cabang silindris 3 sampai 7 mm
dengan diameter melekat satu sama lain pada titik saja dengan bantal keol
seperti struktur rhizoidal (Latifah, 2004: 30).
Codium edule kebanyakan
berhabitat di air laut, spesies ini bermanfaat untuk bahan makanan, obat
tradisional, di jadikan alternative pengganti anti biotik dan anti bakteri dan
dapat bertahan 10 hari dalam lemari pendingin (Scrosati,2001:171-172).
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Codium edule, apabila di bandingkan kan dengan beberapa
literature yang sudah di kemukakan di atas terdapat kesesuaian atau persamaan
mengenai bentuk Codium edule
bercabang menyerupai tangan manusia, talus berwarna hijau,bermanfaat
sebagai bahan makanan, dan berhabitat di air laut dangkal yang sedang surut.
3.2
Caulerpa sertularioides
3.2.1 Gambar Hasil Pengamatan
Gambar Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
||||||||||||
|
(Mely’s, 2009)
|
Keterangan:
1.
Blade
2.
Holdfast
3.
Stipe
8.
Panjang 8,5 cm
9.
Lebar 2 cm
10.
Blade dan stipe sudah dapat di bedakan
11.
Testur talus lunak
12.
Warna hijau
3.2.2
Klasifikasi Caulerpa
sertularioides menurut Smith (1995) adalah:
Kingdom Plantae
Divisio Chlorophyta
Classis Chlorophyceae
Ordo Caulerpales
Familia Caulerpaceae
Genus Caulerpa
Species
Caulerpa sertularioides
3.2.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, di ketahui bahwa
spesies ini bernama Caulerpa sertularioides. Setelah di identifikasi, Caulerpa
sertularioides termasuk dalam divisi chlorophyta di karenakan mempunyai
pigmen berwarna hijau. Caulerpa sertularioides mempunyai bagian-bagian
di antaranya yaitu holdfast, blade, dan pada stipenya sudah dapat dibedakan
dengan bladenya.
Pada saat pengamatan
di pantai warna dari Caulerpa sertularioides berwarna hijau tua namun setelah di awetkan dengan menggunakan
beberapa larutan seperti formalin, tembaga sulfat dan lainnya menyebabkan Caulerpa
sertularioides berubah warna menjadi hijau muda. Setelah di amati secara
seksama Caulerpa sertularioides memiliki
talus yang membentuk stolon merambat dengan mempunyai akar yang dapat menempel
pada substrat, tekstur pada talusnya lunak, susunan pada blade (daun) menyirip rapat
dan teratur. Caulerpa sertulariodes ini setelah di ukur
mempunyai panjang 8,5 cm dan lebar 2 cm. Caulerpa sertulariodes pada saat proses
pencariannya, banyak di temukan di air laut bagian dangkal ketika air sedang
surut.
Caulerpa sertulariodes merupakan alga dalam devisi Chlorophyta yang
mempunyai morfologi bercabang, terdapat sejenis bulu yang menutupi tubuhnya, dan tegak, tingginya 3-5 cm, terdapat stolon yang digunakan untuk
menjulur atau merambat diamernya 1-2 mm,
terdapat rhizoids yang digunakan untuk menempel pada substrat dan digunakan
menyerap nustrisi pada substrat yang di tempeli. Caulerpa sertularioides memiliki talus yang
membentuk stolon merambat dengan akar penancap ke substrat dan ramuli timbul
pada stolon antara ramuli pada stolon antara perakaran, berbentuk menyirip
teratur rapat dan tipis dengan ujung ramuli pada stolon antara perakaran,
berbentuk menyirip teratur rapat dan tipis dengan ujung ramuli mendua arah.
Warna hijau muda-hijau tua. Tingginya mencapai 15-20 cm
(Tjitrosoepomo,1989:43).
Rhizoids diproduksi di ujung batang, kadang-kadang bercabang cabang dari
stolons, yang menembus pasir. Tanaman yang koenositik, yaitu, tanaman ini
multinukleat. Talus koenositik dilapisi oleh trabekula merupakan perluasan dari
dinding sel; reproduksi vegetatif dan seksual, anisogami. Gamet dibebaskan
melalui papila yang berkembang pada daun (Kimball, 1999:96).
Caulerpa
sertularioides termasuk jenis rumput laut dari filum Chlorophyta dan kelas
Chlorophyceae yang merupakan suatu contoh spesies dari
rumput laut yang dapat dijumpai dalam perairan hangat, perairan yang tenang di
daerah pasang surut atau berpasir, terumbu karang. Tumbuh merambat pada
substrat batu atau pasir di berbagai mulai dari pinggir pantai, rataan terumbu,
sampai ke sisi luar terumbu. Caulerpa sertularioides dapat ditemukan di
seluruh dunia termasuk Indonesia (Birsyam, 1992: 55).
Manfaat dari Caulerpa sertularioides banyak sekali. Manfaat
untuk manusia adalah bisa sebagai bahan pangan, dan obat-obatan karena
mengandung zat antibakteri, antijamur, antitumor dan bisa digunakan untuk
terapi tekanan darah tinggi dan gondok. Sedangkan manfaat untuk ekosistem
sekitarnya adalah sebagai tempat berlindung bagi beberapa organisme dari
predatornya (Campbell,1999:56).
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Caulerpa
sertularioides, apabila di
bandingkan dengan beberapa literature yang sudah di kemukakan di atas terdapat
kesesuaian atau persamaan mengenai talus yang membentuk stolon dan akarnya
dapat melekat pada substrat,tekstur pada talusnya lunak dan berwarna hijau,
pada blade (daun) tersusun menyirip rapat dan sangat rapi. Caulerpa
sertularioides bermanfaat sebagai bahan makanan dan biasanya berhabitat di
perairan laut yang dangkal pada saar air laut surut.
3.3
Euchemma cottoni
3.3.1 Gambar Hasil Pengamatan
Gambar Pengamatan
|
Gambar Literatur
|
||||||||||||||
|
(Meli’s, 2009)
|
Keterangan:
1.
Holdfast
2.
Talus
3.
Panjang 6,5 cm
4.
Lebar 4,5 cm
5.
Stipe dan blade
belum dapat di bedakan
6.
Tekstur talus agak lunak
bentuk silindris
7.
Warna merah
3.3.2
Klasifikasi Euchemma cottoni menurut
Smith (1995) adalah:
Kingdom Plantae
Divisio Rhodophyta
Classis Rhodophyceae
Ordo Gigartinales
Familia Solieriaceae
Genus Euchemma
Species
Euchemma cottoni
3.3.3
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, di ketahui bahwa
spesies ini bernama Euchemma cottoni. Setelah di identifikasi, Euchemma
cottoni termasuk dalam divisi rhodophyta di karenakan mempunyai pigmen
berwarna merah. Euchemma cottoni mempunyai bagian-bagian di antaranya
yaitu holdfast, dan talus yang mana antara stipe dengan blade belum dapat
dibedakan.
Pada saat pengamatan di pantai warna dari Euchemma cottoni
berwarna merah namun setelah di awetkan dengan menggunakan beberapa larutan
seperti formalin dan tembaga sulfat dan lainnya menyebabkan Euchemma cottoni berubah
warna menjadi hijau muda. Setelah di amati secara seksama Euchemma cottoni
memiliki talus yang teksturnya agak lunak benbentuk silindris dan bercabang,
Hal ini lah yang menyebabkan sulit dibedakannya antara stipe dengan blade. Euchemma
cottoni ini setelah di ukur mempunyai panjang 6,5 cm dan lebar 4,5 cm. Euchemma
cottoni pada saat proses pencariannya, banyak di temukan di air laut bagian
dangkal ketika air sedang surut.
Ciri fisik Euchemma cottoni adalah mempunyai talus berbentuk
silindris, permukaan licin, dan cartilogeneus. Keadaan warna tidak selalu
tetap, kadang-kadang berwarna hijau, hijau kuning, dan abu-abu merah. Perubahan
warna sering terjadi karena hanya factor lingkungan. Kejadian ini termasuk
proses adaptasi kromatik, yaitu penyesuaian antara proporsi pigmen dengan
berbagai kualitas pencahayaan. Penampakan talli bervariasi mulai dari bentuk
sederhana sampai kompleks. Duri-duri pada talus runcing memanjang agak
jarang-jarang dan tidak bersusun melingkasi talus. Percabangan ke berbagai arah
dengan batang utama keluar saling berdekatan ke arah pangkal. Tumbuh melekat ke
substratdengan alat perekat berupa cakram. Cabang-cabang pertama dan kedua
tumbuh dengan membentuk rumpun yang rimbun dengan ciri khusus mengarah ke arah
datangnya sinar matahari (Iqbal,2008:67).
Umumnya Euchemma cottoni tumbuh dengan baik di daerah pantai
terumbu. Habitat khasnya adalah daerah yang memperoleh aliran air laut yang
tetap, variasi suhu harian yang kecil dan substrat batu karang mati (Aslan,1998:71).
Rumput laut sudah banyak di budidayakan dengan tujuan untuk
memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Euchemma cottoni merupakan
salah satu jenis alga merah menghasilkan keraginan yang banyak dimanfaatkan
dalam bidang industry kimia. Keraginan merupakan senyawa hidrokoloid yang
terdiri atas ester kalium, natrium, magnesium, dan kalium sulfat. Di Indonesia budidaya rumput laut umumnya menggunakan genus Euchemma dan
biasa metode yang digunakan adalah metode dasar atau metode terapung
(Soenardjo. 2011:37).
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Euchemma cottoni
apabila di bandingkan dengan beberapa literature yang sudah di kemukakan di
atas terdapat kesesuaian atau persamaan mengenai bentuk talus seperti
silindris, talusnya agak lunak kadang berwarna hijau atau merah tergantung pada
factor lingkungan habitatnya. Euchemma cottoni bermanfaat sebagai bahan pangan,
obat-obatan, dan keraginan. Biasanya Euchemma cottoni berhabitat di
perairan laut yang dangkal pada saat air laut surut yaitu daerah pantai.
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Kegiatan KKL (Kuiah Kerja Praktikum) yang telah
dilakukan maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Codium edule
termasuk dalam divisi chlorophyta, karena mempunyai pigmen berwarna hijau,
bentuk talusnya bercabang menyerupai tangan manusia, bagian talusnya terdapat
holdfast, blade dan stipe yang belum dapat dibedakan dengan blade. Habitat dari
spesies Codium edule ini banyak ditemukan di air laut yang permukaannya
dangkal serta bermanfaat sebagai bahan makanan
2. Caulerpa sertularioides termasuk dalam
divisi chlorophyta, karena mempunyai pigmen berwarna hijau,terdapat
holdfast,talus , dan stipe sehingga antara stipe dengan bladenya dapat di
bedakan, talusnya membentuk stolon merambat yang akarnya dapat menempel pada
substrat, susunan pada blade (tulang) menyirip rapat terlihat rapi. Habitat
dari species Caulerpa sertularioides ini banyak ditemukan di air
laut yang permukaannya dangkal, serta bermanfaat dalam bahan pangan dan
obat-obatan.
3. Euchemma cottoni termasuk dalam divisi
rhodophyta, karena mempunyai pigmen berwarna merah, terdapat holdfast,talus,
dan antara stipe dengan bladenya sulit untuk di bedakan, bentuk talusnya
silindris, mempunyai warna yang kadang tidak tetap diantaranya hijau dan merah.
Habitat dari spesies Euchemma cottoni ini banyak di temukan di daerah
pantai pada permukaan air laut yang
dangkal, serta bermanfaat untuk proses
keraginan dalam bidang kimia.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan, semoga Kegiatan KKL (Kuliah Kerja
Lapangan) ke depannya lebih baik lagi dan perlu di perhatikan lagi dalam proses pengawetan herbarium pada
species alga.
DAFTAR PUSTAKA
Aslan, Ahmad.1998. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Bogor:Citra
Karya
Birsyam, Inge .1992. Botani Tumbuhan Rendah. Bandung:
Biologi FMIPA ITB
Iqbal, Ali.2008. Sistematika Tumbuhan Cryptogamae. Jakarta:
Erlangga
Handayani, Tri.2006.Protein Pada Rumput Laut. Oseana.Vol.XXXI.No.4.Hal:23-24
Hidayat, Estiti.B.1995. Taksonomi Tumbuhan (Crytogamae).
Bandung:ITB Bandung
Kimball, J.W.1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 3.
Jakarta:Erlangga
Latifah, Eva.2004.Biologi 2. Bandung: Remaja Rodaskarya
Meli’s blogspot.2012 diakses pada hari kamis tanggal 22 November
2012 pukul 19.15 WIB
Soenardjo, Suwarni.
Aplikasi Budidaya Rumput Laut Euchemma cottoni (Weber van Bosse) Dengan
Metode Jaring Lepas Dasar (Net Bag) Model Cidaun. Buletin Oseanografi Marina.Vol.1.No.1.Hal:36-37
Tjitrosoepomo, Gembong.1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta:UGM
Press
Populations dynamics
of Caulerpa sertularioides (Chlorophyta: Bryopsidales) From baja California, Mexico during El Nino
and La Nina years. J.Mar.Biol.Ass.U.K. Vol.1.No.81.Hal:171-172